Penanganan Hipotermia dan Dehidrasi

 


1. Penanganan Hipotermia Menurut Para Ahli



Hipotermia adalah kondisi di mana suhu tubuh turun di bawah 35°C. Ini merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera.



Penanganan Hipotermia Menurut Ahli:



  • Marieb & Hoehn (2019)
    Dalam Human Anatomy & Physiology, disebutkan bahwa penanganan hipotermia mencakup:
    “Menghangatkan tubuh secara bertahap menggunakan selimut, cairan hangat, dan menghindari pemanasan langsung seperti air panas atau lampu panas karena dapat menyebabkan gangguan ritme jantung.”
  • WHO (World Health Organization, 2020)
    WHO menyarankan:
    “Pindahkan korban ke tempat yang hangat dan kering, ganti pakaian basah, dan berikan cairan hangat jika sadar. Hindari gerakan yang berlebihan untuk mencegah fibrilasi ventrikel.”
  • American Heart Association (AHA, 2020)
    Dalam panduan pertolongan pertama, AHA menyarankan:
    “Gunakan prinsip ‘gentle handling’, mulai dengan penghangatan pasif (selimut) dan berlanjut ke aktif (pakaian hangat, pemanas eksternal) tergantung pada tingkat keparahan.”






2. Penanganan Dehidrasi Menurut Para Ahli



Dehidrasi adalah kekurangan cairan dalam tubuh akibat kehilangan cairan berlebih atau asupan yang kurang.



Penanganan Dehidrasi Menurut Ahli:



  • Mahan & Raymond (2017)
    Dalam Krause’s Food & the Nutrition Care Process, dijelaskan bahwa:
    “Penanganan dehidrasi ringan hingga sedang dapat dilakukan dengan oral rehydration salts (ORS), sedangkan dehidrasi berat memerlukan infus cairan intravena.”
  • WHO (2021)
    WHO menyatakan bahwa:
    “Oral Rehydration Therapy (ORT) adalah pendekatan paling efektif untuk mengatasi dehidrasi akibat diare. Komposisi ORS WHO mencakup glukosa, natrium, kalium, dan klorida.”
  • Grosvenor & Smolin (2018)
    Dalam buku Visualizing Nutrition, dijelaskan:
    “Penting untuk memberikan cairan secara bertahap. Dalam kasus aktivitas fisik berat, perlu cairan elektrolit, bukan hanya air putih.”






Daftar Pustaka



  1. Marieb, E. N., & Hoehn, K. (2019). Human Anatomy & Physiology (11th ed.). Pearson Education.
  2. World Health Organization. (2020). Thermal Protection of the Newborn: A Practical Guide. WHO.
  3. American Heart Association. (2020). First Aid Guidelines. https://www.heart.org
  4. Mahan, L. K., & Raymond, J. L. (2017). Krause’s Food & the Nutrition Care Process (14th ed.). Elsevier.
  5. World Health Organization. (2021). Guidelines on the Use of Oral Rehydration Salts (ORS). WHO.
  6. Grosvenor, M. B., & Smolin, L. A. (2018). Visualizing Nutrition: Everyday Choices (4th ed.). Wiley.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PERKEMBANGAN OLAHRAGA PETANQUE

1. Sejarah Perkembangan Petanque 1. Asal-usul di Prancis Petanque berasal dari Prancis, tepatnya di daerah Provence. Permainan ini berkembang dari permainan boules yang lebih tua, seperti Jeu Provençal dan Bocce dari Italia. Pada awalnya, permainan ini dimainkan dengan cara melempar bola sambil berlari tiga langkah sebelum melempar. Pada tahun 1907, seorang pemain bernama Jules Lenoir, yang mengalami gangguan pada kakinya, kesulitan mengikuti aturan permainan tersebut. Untuk membantunya tetap bermain, teman-temannya menciptakan aturan baru di mana pemain melempar bola dari posisi diam, dengan kaki tetap berada di dalam lingkaran. Dari sinilah nama Pétanque berasal, yang diambil dari frasa dalam bahasa Provençal, “pieds tanqués”, yang berarti “kaki tertanam” atau “kaki tetap di tanah”. 2. Perkembangan dan Standarisasi Sejak diperkenalkan pada 1907 di La Ciotat, dekat Marseille, petanque semakin populer. Pada tahun 1910, aturan permainan mulai disusun secara resmi. Setelah itu, kompetisi...
Baca selengkapnya

Teknik Dasar Petanque

Petanque memiliki dua teknik utama dalam melempar bola. Pertama, teknik pointing, yaitu melempar bola untuk mendekati jack. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara rolling, di mana bola dilempar rendah agar bergulir menuju jack, atau dengan teknik lob, di mana bola dilempar melambung agar jatuh dekat jack tanpa banyak bergulir. Kedua, teknik shooting, yang digunakan untuk mengenai dan menjauhkan bola lawan dari posisi yang menguntungkan.       Menurut FOPI (2012) Teknik dasar permainan petanque pointing dan shooting, teknik pointing yaitu mendekatkan bola besi kepada target yaitu bola kecil yang terbuat dari kayu. Sedangkan teknik shooting yaitu menjauhkan bola lawan sejauh-jauhnya bahkan sampai bola lawan keluar dari lapangan pertandingan.       Keterampilan dalam teknik dasar petanque mencakup beberapa aspek penting yang harus dikuasai oleh pemain. Salah satunya adalah keterampilan melempar bola, yang terdiri dari pointing dan shooting. Pointing adalah...
Baca selengkapnya

Teknik Dasar Bermain Petanque

 Teknik dasar bermain petanque adalah keterampilan yang harus dikuasai agar permainan dapat dilakukan dengan baik dan efektif. Menurut Boule Sport International (2020), teknik dasar dalam petanque melibatkan cara memegang bola, teknik melempar, serta strategi permainan yang tepat agar bola bisa ditempatkan sedekat mungkin dengan cochonnet atau menyingkirkan bola lawan. Dalam hal pegangan bola, pemain harus menemukan posisi yang nyaman di telapak tangan agar lebih mudah mengontrol arah dan kekuatan lemparan. Menurut Jean-Claude Jouffret, seorang pelatih petanque profesional, pegangan bola yang tepat akan memberikan kestabilan saat melempar dan meningkatkan akurasi tembakan. Teknik melempar dalam petanque terdiri dari dua jenis utama. Teknik pointing digunakan untuk menempatkan bola sedekat mungkin dengan cochonnet. Teknik ini bisa dilakukan dengan lemparan melambung atau lintasan rendah yang lebih langsung. Sementara itu, teknik shooting bertujuan untuk menyingkirkan bola lawan yang...
Baca selengkapnya